politik money dan politik 'bebek'. Banyak sekali hal yang saya lihat ketika pemilukada dilaksanakan di daerah saya ini. Berdasarkan survei yang saya peroleh dalam lingkup kecil, yaitu RT dan RW, bisa dilihat 70% masyarakat memilih politik money, 25% poltik 'bebek' dan 5% sesuai dengan nuraninya.
Pemilu kali ini, terasa aneh karena di beberapa TPS saksi salah satu kandidat tidak hadir dalam pemilihan. Entah kenapa, ketika ditanya karena tidak ada bayaran buat menjadi saksi. Ehm,sebenarnya saksi itu tanpa bayaran atau dibayar untuk menjadi saksi pemilu?jadi bingung. Tak hanya itu contoh yang menurut saya money politic. Masyarakat enggan untuk melakukan pemilihan atau menggunakan hak suaranya karena dengan alasan tidak ada uang. 'Seandainya dikasih uang,kaos ato apapun itu pasti akan pilih kandidat yang memberi uang tersebut,'ucap salah seorang masyarkat.
Tak hanya money politic yang diterapkan, di masyarakat juga ada istilah politik 'bebek' (ini istilah saya sendiri yang menamainya). Merekea cenderung mengikuti orang-orang yang menurut mereka adalah teladan di lingkungan masyarakat setempat. Cukup banyak juga yang menjadi pengikut politik ini. Mereka memilih kandidat sesuai dengan kandidat yang dipilih oleh panutan masyarakatnya.
dua politik diatas tersebut memang tidak sesuai dengan slogan pemilu yang jujur, adil, dan transparan. Entah mengapa hal itu bisa terjadi di lingkungan kita ini. Akankah karena kurangnya pengetahuan masyarakat akan politik???ataukah memang tidak adanya rasa ingin tahu dari para masyarakt ini. Hanya 5% yang memilih sesuai dengan keyakinan meraka atas kandidatnya. Dan rata-rata 5% tersebut berasal dari orang yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang politik dan mereka lebih memandang ke masa ddepan tentang para kandidat-kandidat di pemilu.
Berharap agar ada sosialisasi yang konkrit agar semuanya bisa berjalan dengan baik. Tanpa adanya politik uang dan bebek setidaknya masyarakat lebih bisa melaksanakan haknya untuk memilih tanpa ada paksaan.






0 komentar:
Post a Comment