


Mendengar dari judulnya, tersirat suatu cerita yang begitu banyak arti. Di dalam buku ini menceritakan tentang peristiwa seorang santri salaf yang bernama Muhammad Ayyas, hidup di ner=geri paling menjunjung tinggi pergaulan bebas dan pornografi, yaitu Rusia. Iman dan kehormatannya dipertaruhkan demi memenuhi hasrat duniawi nonik-nonik muda Moskwa, yang kecantikannya tiada tara.
Mohammad Ayyas, yang biasa dipanggil dengan sebutan Ayyas, merupakan alumni dari pondok pesantren di klaten. Ketika mondok, ia direkomendasikan untuk kuliah di Universitas Islam Madinah oleh salah satu guru besat di unviersitas madinah tersebut. dan sekarang, Ayyas sedang melanjutkan studi S2 di India. Tujuan ke Moskwa ialah ia mengadakan penelitian untuk gelar magisternya, yaitu penelitian tentang Sejarah Islam di Rusia yang fokus pada Kehidupan Umat Islam Rusia di Masa Pemerintahan Stalin.
Sesampainya di Rusia, ia dijemput oleh Devid, temannya sejak SD yang sekarang sedang kuliah di Rusia. Dengan dibantu oleh Devid pula, Ia mendapatkan apartemen yang harga lumayan dan juga tempat yang strategis. Namun, kelemahan dari apartemen ini ialah ia harus berbagi dengan teman se-apartemennya yaitu 2 perempuan Rusia yang bernama Yelena dan Loris. Dari sinilah masalah itu bermunculan.
Yelena seorang pelacur kelas atas dan Linor seorang pemain biola yang akhirnya diketahui sebagai agen rahasia Mossad adalah 2 wanita yang menjadi teman seapartemen Ayyas. Apartemen yang memiliki 3 kamar ini mengharuskan Ayyas harus selalu berinteraksi dengan keduanya di ruang tamu, dapur, dan ruang keluarga. Sungguh ini merupakan godaan keimanan yang dahsyat bagi Ayyas yang mencoba menjaga kesucian dirinya sebagai muslim. Godaan bagi Ayyas tidak hanya sampai di situ, dosen pembimbing yang dirujuk oleh dosennya di Delhi yaitu Profesor Abramov Tomskii, tidak bisa melakukan bimbingan ke Ayyas karena ia diminta membantu kedutaan Rusia di Turki selama beberapa bulan, dia menyerahkan tugas bimbingan ini kepada asistennya. Dan ternyata sang asisten adalah seorang gadis muda jelita bernama Anastasia, seorang penganut kristen ortodoks yang sangat taat.
Interaksi yang intens sang asisten dengan Ayyas menimbulkan rasa simpati yang lebih di hati Anastasia kepada Ayyas. Ketertarikan itu pun kian hari kian menguat. Di lain pihak Yelena tengah dilanda konflik dengan sang mucikari sampai-sampai ia hampir mati gara-gara mucikari itu dan Linor sang agen Mossad tengah menyiapkan rencana jahat kepada Ayyas, yaitu menyiapkan rekayasa fitnah sebuah pengeboman yang diarahkan agar Ayyas sebagai pelakunya.
Ayyas di dalam cerita ini menjadi orang yang sangat penting karena ia merupakan orang yang menjunjung tinggi adanya Tuhan. Hal ini terlihat ketika diadakannya acara Dialog di Stolovaya. Karena keahliannya tersebut, akhirnya ada stasiun televisi yang mengadakan acara live Rusia Berbicara yang isinya tidak jauh beda dengan dialog sebelumnya. Di cerita ini, Ayyas hampir saja masuk ke dalam penjara karena fitnah yang dibuat oleh agen Mossad sekongkolan dari Linor terkait dengan masalah bom.
Kisah ini juga dilengkapi dengan peristiwa pembantaian Zionis terhadap muslim Palestina di Sabra dan Sathila. Kisah ini yang dialami oleh Ibu kandung dari Linor yang memiliki nama asli Sofia Ezzudin. Linor yang awalnya mengakui bahwa dirinya anti Palestina dan merupakan keturunan darah Yahudi kental, ternyata semua itu sirna. Kenyatannya Linor adalah keturunan Palestina asli dan tak ada setetespun darah Yahudi di dalam dirinya. Dengan mendengar cerita dari Madam,ibu angkat Linor, Ia langsung mencari kebenaran dan mencari referensi tentang islam. Ia pergi ke Berlin dan di tempat itu pula dengan segala dosa-dosa yang telah dilakukannya, ia bertobat dan memeluk agama islam. Tak hanya Linor yang memeluk agama Islam, Yelena sebelum menikah dengan Devid juga telah memeluk agama Islam. Akibat Ayyas yang sering memberikan pencerahan tentang adanya Tuhan dan Islam akhirnya hati mereka tergugah dan memeluk agama Islam.
Dari buku ini, selain memetik sarat dakwah, kita juga bisa belajara sejarah dari Rusia dan kebudayannya. Tempat dan keindahan yang tampak di Rusia sangatlah bisa dirasakan. Nuansa romansa memang terasa sangat kental di sini. Tiap halaman akan kita jumpai gejolak perasaan Ayyas atas wanita-wanita jelita yang dijumpainya.Selain itu, kisah di Palestina juga membuat kisah ini menjadi lebih hidup.
Di buku ini, sosok Ayyas yang ditampilkan terlalu sempurna. Setiap ada dosa sedikit pun Ayyas langsung bertobat dan juga sifat yang ditimbulkan semuanya baik tanpa ada sifat buruknya. Banyak terdapat dialog-dialog yang sangat panjang yang jika kita bayangkan dalam dunia nyata ini akan sangat tidak realistis. Kang Abik dalam hal ini kurang halus dalam menyusupkan nilai-nilai dakwah. Tidak seperti dalam Ayat-Ayat Cinta dan Ketika Cinta Bertasbih, dialog-dialog bermuatan dakwah dalam novel ini ada kesan menggurui dan terlalu berpanjang-panjang.
Satu hal yang membuat para pembaca akan merasa kebingungan. Di akhir cerita, Linor yang telah hijrah ke Islam dan mencoba menyatakan perasaannya kepada Ayyas tertembak oleh agen Mossad. Keadaan Linor ini tidak diketahui apakah mati atau selamat. Dan juga bagaimana kelanjutan dari keberadaan agen Mossad ini, apakah bisa dimusnahkan ataukah tidak. Sungguh hal ini membuat penasaran.
Bumi cinta merupakan tempat yang sangat indah yang kita gunakan untuk bertasbih kepada-Nya.






0 komentar:
Post a Comment