Tatapan cinta juga sering saya terima. Dari ibu yang bergadang untuk mendoakan saya di tempat perantauan dan bahkan tidak tidur dengan pulas ketika melihat kondisi saya kurang memungkinkan dan terkadang menangis karena ulah saya. Dari bapak yang rela memberikan motor perjuangannya untuk kendaraan saya di tempat perantauan dan bekerja keras untuk menghidupi keluarga dan membiayai kuliah. Dari seorang kakak yang terus memberi semangat untuk kuliah dan terus kuliah untuk membahagiakan seluruh keluarga dan tempat curhat ( sebagai ibu kedua ). Dari adik kecil mungil yang sering memanggil Con ( pencetus pemberian nama ini ). Dari teman yang beriring-iring menjenguk saya ketika mengalami musibah ( contohnya saat kecelakaan saat ramadhan kemaren ). Dari sepupu yang sering memberikan makanan-makanan kesukaan padahal mereka jarang untuk membuat masakan seperti itu. Dari Kakek dan Nenek saya yang senantiasa merindukan kehadiran saya di rumah. Dari para tetangga yang bersedia mengantarkan saya ke rumah ketika mengalami musibah. Dan dari kekasih yang senantiasa terus menyanyangi meski kesalahan terus saja dibuat. Betapa seringnya sampai-sampai kita sendiri tidak menyadarinya.
Tidak hanya dari makhluk hidup. Kasih dari ciptaan Allah lainnya juga begitu melimpah.Matahari yang menyinari dengan hangatnya, Udara dengan tekanan yang pas dimana akhirnya bisa bernapas dengan leluasa, Pepohonan dan padang rumput yang menentramkan hati ini, sampai Cinta dari hal yang mungkin selama ini tidak terpikirkan. Saya pernah membaca buku mengenai astronomi yang mengatakan daya tarik gravitasi di tiap planet galaksi tata surya ( galaksi terbesar ) berbeda-beda dan bahkan dengan gaya gravitasi yang tinggi bisa membuat adanya tarik menarik. Dengan adanya planet Jupiter ( sebagai planet terbesar ) memiliki gravitasi yang amat tinggi yang membuat seakan menarik bumi agar tidak tersedot ke arah matahari. ( kalau yang ini mohon koreksinya ya, maklum tidak seberapa tahu ).
Diatas segalanya, tentu saja ada cinta Allah yang amat melimpah. Astaghfirullah..... begitu banyak dosa yang telah dilakukan dan Allah masih berbaik hati membiarkan saya hidup... Masih membiarkan saya bersujud meski banyak sekali tidak khusuknya... Masih membiarkan kedua orang tua saya dan orang-orang disekeliling saya mencintai saya apa adanya. Padahal dengan keagungan-Nya bisa saja Ia langsung mencabut nyawa saya dan dilempar ke neraka Jahanam.. ( semoga yang ini tidak terjadi, Astaghfirullah ). Seluruh rejeki yang telah diberikan-Nya memang tidak habis untuk dipikirkan. Segala kebutuhan saya, dipenuhi oleh-Nya. Makanan selalu ada, tidak seperti mereka-mereka yang sampai kekurangan gizi karena tidak mendapatkan makanan yang layak makan. Saya disekolahkan hingga tingkat Pergutuan Tinggi saat ini, berbeda dengan nasib mereka-mereka yang sudah harus mengais rejeki untuk kehidupannya, dan saya masih saja terkadang minta kepada orang tua. Anggota tubuh yang sempurna dan sehat, padahal mereka yang diluar sana tetap saja merasa kedinginan, penyakitan dan memiliki cacat fisik. Apalagi yang kurang? Tapi tetap saja, saya melakukan dosa, maksiat.... Serasa diri ini tertampar malu melihat kesadaran ini.
Di sepanjang kehidupan yang saya alami, memang banyak sekali terpaan badai dan lemparan batu. Tapi bukankah itu juga bagian dari kasih-Nya? Bagaimana kita bisa merasakan kenikmatan dan kebahagiaan jika tidak pernah tahu rasanya kepedihan dan kesusahan? Ujian dari-Nya merupakan bentuk kasih sayang-Nya kepada kita, saudaraku. Pasti semua ini ada hikmahnya. Pasti!!!
Jadi, selama ini saya telah tenggelam dalam lautan cinta yang begitu murni dan tulus meski akal ini tidak menyadari secara langsung.
Yang menjadi sebuah pertanyaan adalah "APA YANG TELAH KITA LAKUAKN UNTUK MEMBALAS SEMUA ITU?" Didalam hati ini pun menjawab dengan rasa yang amat sangat malu dan merasa tercambuk. Saya masih sering menyakiti orang lain, sadar maupun tak sadar. Meskipun tidak sampai menyakiti, rasanya sering tidak peduli dengan orang itu. Apalagi kepada Sang Khali, Allah SWT... Begitu besarnya cinta Allah pada saya dan saya masih saja sering menyalahgunakannya. Mata tidak digunakan semestinya, lisan kejam dan membunuh, waktu yang terbuang sia-sia, dan masih banyak lagi sampai note ini pun tidak akan mampu untuk menuliskannya ( hanay Ia yang mencatat secara lengkap apa yang telah diperbuat selama didunia ).
Siapa bilang tidak ada orang yang tidak dicintai?






0 komentar:
Post a Comment