Totally Friendly

True Story, True Friendly, and Trus Life

Kabinet Inspiratif

Kabinet BEM Fakultas Teknologi Industri-Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2011/2012

Kominfo Army

Keluarga Besar Departemen Komunikasi dan Informasi BEM FTI-ITS 2011-2012

Kominfo

Keluarga Kominfo BEM FTI-ITS 2010-2011

Cangkruk Bareng Kelas Seasion 3

Keluarga Kecil Teknik Fisika Angkatan 2009 Kelas A

Pages

Friday, August 12, 2011

Bunga Istimewa

Bunga adalah simbol kesegaran, keceriaan dan kebahagiaan. Bisa jadi ada makna yang lebih dalam dari penamaan Rasulullah atas putri tercintanya, Fatimah Az Zahra. Az Zahra sendiri berarti “bunga”. Tidaklah mengherankan jika Fatimah menjadi anak yang paling disayang dibanding saudara-saudara Fatimah lainnya. Hal itu terlihat dari ungkapan Rasulullah, “Siapa yang membuatnya sedih, berarti juga membuat aku sedih, 


dan barang siapa menyenangkannya, berarti menyenangkanku pula”.
“Bunga” Fatimah yang tumbuh dan berkembang dalam binaan langsung dari ayahanda Rasul yang baik, lemah lembut dan terpuji menjadikannya seorang gadis yang juga penuh kelembutan, berwibawa, mencintai kebaikan plus akhlak terpuji meneladani sang ayah. Maka tidaklah aneh, bunga yang dinisbatkan Rasul menjadi wanita penghulu surga itu menjadi primadona di kalangan para sahabat Rasulullah.
Tercatat, beberapa sahabat utama seperti Abu Bakar dan Umar bin Khattab pernah mencoba melamar Fatimah. Hanya saja, sayangnya dengan halus Rasulullah menolak lamaran para sahabat itu. Hingga akhirnya datanglah Ali bin Abi Thalib untuk meminang Fatimah. “Aku mendatangi Rasulullah untuk meminang putri beliau, yaitu Fatimah. Aku berkata: Demi Allah aku tidak memiliki apa-apa, namun aku ingat kebaikan Rasulullah, maka aku beranikan diri untuk meminangnya”. Akhirnya, Rasulullah pun menerima pinangan Ali 
meski hanya mempersembahkan baju besi al khuthaimah (yang juga merupakan pemberian Rasul).
Fatimah adalah bunga yang terpelihara, tidak tanggung-tanggung yang mendidik, membina, memeliharanya adalah manusia agung nan mulia Muhammad Rasul Allah, yang memiliki segala keterpujian. Bunga yang indah dengan segala keistimewaannya, harus dipelihara dan dijaga oleh orang yang istimewa dan memiliki berbagai kelebihan pula, dalam hal ini Ali bin Abi Thalib. Siapa yang meragukan kapasitas Abu Bakar dan Umar bin Khattab, yang keduanya kemudian berturut-turut menjadi khalifah meneruskan perjuangan kaum muslimin menggantikan Rasul. Lalu kenapa ayahanda sang bunga itu menolaknya?
Pertanyaan selanjutnya, kenapa Ali yang hanya bermodalkan baju besi (yang juga pemberian Rasul) menjadi pilihan Rasul untuk mendampingi Fatimah? Meski memang Rasulullah yang paling tahu alasan itu (termasuk juga alasan menolak pinangan dua sahabat yang juga istimewa), namun kita bisa melihat sisi kelebihan dari Ali bin Abi Thalib, pemuda pemberani ini. Ali adalah lelaki istimewa, masuk dalam assabiquunal awwaluun (golongan pertama yang masuk Islam) dengan usia termuda. Soal keberanian, jangan pernah menyangsikan lelaki satu ini. Perang badar yang diikuti oleh seluruh manusia pemberani didikan Rasul, terselip satu lelaki muda yang dengan gagahnya maju ke depan ketika seorang pemuka dan ahli perang kaum kafir menantang untuk berduel. Meski awalnya dilecehkan karena dianggap masih kecil, namun Ali dengan kehebatannya mampu mengalahkan musuh duelnya itu. Tidak sampai disitu, yang membuat Rasulullah tak bisa melupakannya adalah jasa besar dan keberanian Ali menggantikan Rasul tidur di pembaringannya saat Rasulullah ditemani Abu Bakar menyelinap ke luar saat hijrah. Padahal resikonya adalah mati terpenggal oleh balatentara kafir yang telah mengepungnya.
Tentu masih banyak dan tidak akan cukup satu halaman untuk mencatat kelebihan Ali yang menjadikannya begitu istimewa. Satu yang bisa kita tangkap secara jelas, bahwa wanita istimewa memang dipersiapkan untuk lelaki istimewa. Seperti halnya, “bunga” Fatimah yang hanya Ali bin Abi Thalib yang diizinkan Rasulullah untuk memetiknya. Oleh karenanya, jangan pernah berharap akan datangnya seseorang istimewa jika tak pernah menjadikan diri ini istimewa. Wallahu a’lam bishshowaab

*Tulisan ini dibuat oleh "sahabat pena" dari forum seberang

Tuesday, August 02, 2011

Cinta untuk Ibu


"Con, ayo bangun... udah adzan subuh. Sarapan sudah siap juga, mau dibungkus atau dimakan disini..." Tradisi ini berlangsung 2 tahun yang lalu ketika aku berada di bangku SMA, tepatnya saat persiapan untuk sekolah dan menunggu Bis PG ( bis antar jemput siswa dari Asembagus ke Situbondo PP ). Kini telah sampai usiaku yang hampir memasuki kepala 2-an namun kebiasaan Ibu tidak pernah berubah ketika aku pulang ke rumah untuk menikmati liburan.  Seketika melihat wajah tua yang terpampang, tidak mampu rasanya untuk menolak perilaku emas yang ibu berikan. 
Ingin sekali kubalas jasa-jasa Ibu dengan hasil keringatku dan menghapus segala raut sedih yang tak bisa Beliau sembunyikan. Kenapa Ibu sesekali sedih? Aku hanya bisa mereka-reka, mungkin sekarang merupakan sebuah titik fasa diriku ini sedikit kesulitan memahami Ibu. Tiap malam pun, ketika aku berada di rumah, Beliau tidak habisnya meneteskan air mata dan beribu-ribu kesedihan terluapkan. Tangisannya bagaikan sebuah peluru yang menusuk diri ini. Tak kuat untuk melihatnya dan tak mampu juga melakukan apa-apa, hanya bisa berdoa dan berdoa demi kebahagiaannya. 
Di hari yang cukup cerah, kuberanikan untuk bertanya, "Ibu, maafin aku jika telah menyakiti perasaan Ibu. Aku jarang sekali pulang hingga membuat Ibu merasa kangen berat. Apa yang membuat Ibu sedih akhir-akhir ini?". Kutatap sudut-sudut mata Ibu, ada genangan air mata disana. Terbata-bata Ibu berkata, "Tiba-tiba Ibu merasa kalian sudah dewasa, sudah mulai bisa menghidupi diri sendiri, bekerja keras, dan Ibu tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kalian sudah merasa bahagia. Dan ibu menangis karena bangga melihat kalian semua". Terlihat pula, banayk sekali beban berat yang sangat Ibu pikul dikehidupan ini. Ya Allah, ternyata buat seorang Ibu.... bersusah payah melayani putra-putrinya adalah sebuah kebahagiaan. Satu hal yang tak pernah kusadari sebelum-sebelumnya. Niat membahagiakan bisa jadi malah membuat orang tua sedih karena tidak membuka arti kebahagiaan berdasarkan sudut pandang masing-masing. 
Diam-diam aku bermuhasabah… Apa yang telah kupersembahkan untuk Ibu dalam usiaku sekarang ? Kebahagiaan apa yang telah diberikan kepada Ibu? Ketika itu kutanya Beliau menjawab "Banyak sekali nak kebahagiaan yang telah kalian berikan. Kalian tumbuh sehat adalah kebahagiaan. Prestasi di sekolah, perilaku kalian di lingkungan sekitar pun itu kebahagiaan IBu. Setiap kali binar mata kalian mengisyaratkan kebahagiaan bagi orang tua." Lagi-lagi aku hanya bisa berucap “Ampunkan aku ya Allah kalau selama ini sedikit sekali ketulusan yang kuberikan kepada Ummi. Masih banyak alasan ketika Ummi menginginkan sesuatu.”

Betapa sabarnya Ibuku melalui liku-liku kehidupan. Sebagai seorang Ibu rumah tangga, Ibu bangun jam 2 pagi untuk berserah diri pada-Nya, menyiapkan makan sahur. Tepat pukul 3 dini hari, Ibu membangunkan kami untuk shalat Tahajud dan mempersiapkan diri untuk sahur. Sembari  menunggu kami shalat, Ibu sedang sibuk di dapur tanpa adanya bantuan. Sesekali menawarkan pertolongan hanya senyum yang Ia berikan. Maafkan aku, Bu... 19 Jam sehari sebagai "pekerja" seakan tak membuat Ibu lelah... Sanggupkan aku ya Allah.. ???

* * *
 "Con, ayo bangun nak, sudah hampir Imsak... sahur udah siap di meja.." kata-kata itu tidak kudengar kembali... sebelum Ia bangun, aku sudah bersiap diri untuk membantunya. Kuucapkan terima kasih dan terlihat sekali binar kebahagiaan dari pancaran mata Ibu.

Cintaku ini milikmu, Ibu… Aku masih sangat membutuhkanmu… Maafkan aku yang belum bisa menjabarkan arti kebahagiaan buat dirimu..

Siapakah???


Siapakah orang yang sibuk?
Orang yang sibuk adalah orang yang tidak mengambil pusing akan waktu
shalatnya seolah-olah ia mempunyai kerajaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman
as.

Siapakah orang yang manis senyumannya?
Orang yang mempunyai senyuman yang manis adalah orang yang di timpa
musibah lalu dia berkata "Inna lillahi wainna illaihi rajiuun." Lalu
sambil berkata,"Ya Rabbi Aku ridha dengan ketentuanMu ini", sambil
mengukir senyuman.

Siapakah orang yang kaya?
Orang yang kaya adalah orang yang bersyukur dengan apa yang ada dan
tidak lupa akan kenikmatan dunia yang sementara ini.

Siapakah orang yang miskin?
Orang yang miskin adalah orang tidak puas dengan nikmat yang ada
senantiasa menumpuk-numpukkan harta.

Siapakah orang yang rugi?
Orang yang rugi adalah orang yang sudah sampai usia pertengahan namun
masih berat untuk melakukan ibadat dan amal-amal kebaikan.

Siapakah orang yang paling cantik?
Orang yang paling cantik adalah orang yang mempunyai akhlak yang baik.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang paling luas?
Orang yang mempunyai rumah yang paling luas adalah orang yang mati
membawa amal amal kebaikan di mana kuburnya akan di perluaskan kemana
mata memandang.

Siapakah orang yang mempunyai rumah yang sempit lagi menghimpit?
Orang yang mempunyai rumah yang sempit adalah orang yang mati tidak
membawa amal-amal kebaikan lalu kuburnya menghimpitnya.

Siapakah orang yang mempunyai akal?
Orang yang mempunyai akal adalah orang-orang yang menghuni surga
kelak karena telah mengunakan akal sewaktu di dunia untuk menghindari
siksa neraka.

Siapakah Anda???

Mencintai-Mu... Semampuku....



Rabbii,
Aku tak sanggup mencintaiMu seperti Abu bakar,
yang menyedekahkan seluruh hartanya dan hanya
meninggalkan Engkau dan RasulMu bagi diri dan keluarga.
Atau layaknya Umar yang menyerahkan separo harta demi jihad.
Atau Utsman yang menyerahkan 1000 ekor kuda untuk syiarkan dienMu.



Izinkan aku mencintaiMu,
melalui seratus-dua ratus perak yang terulur pada tangan-tangan kecil di
perempatan jalan,
pada wanita-wanita tua yang menadahkan tangan di pojok-pojok jembatan.
Pada makanan-makanan sederhana yang terkirim ke handai taulan.




Ilaahi, aku tak sanggup mencintaiMu dengan khusyuknya shalat salah seorang
shahabat NabiMu
hingga tiada terasa anak panah musuh terhunjam di kakinya.
Karena itu Ya Allah, perkenankanlah aku tertatih menggapai cintaMu,
dalam shalat yang coba kudirikan terbata-bata,
meski ingatan kadang melayang ke berbagai permasalahan dunia.




Robbii, aku tak dapat beribadah ala para sufi dan rahib,
yang membaktikan seluruh malamnya untuk bercinta denganMu.
Maka izinkanlah aku untuk mencintaimu dalam satu-dua rekaat lailku.
Dalam satu dua sunnah nafilahMu. Dalam desah napas kepasrahan tidurku.




Yaa, Maha Rahmaan,
Aku tak sanggup mencintaiMu bagai para al hafidz dan hafidzah,
yang menuntaskan kalamMu dalam satu putaran malam.
Perkenankanlah aku mencintaiMu, melalui selembar dua lembar tilawah
harianku.
Lewat lantunan seayat dua ayat hafalanku.




Yaa Rahiim
Aku tak sanggup mencintaiMu semisal Sumayyah,
yang mempersembahkan jiwa demi tegaknya DienMu.
Seandai para syuhada, yang menjual dirinya dalam jihadnya bagiMu.
Maka perkenankanlah aku mencintaiMu dengan mempersembahkan
sedikit bakti dan pengorbanan untuk dakwahMu.




Maka izinkanlah aku mencintaiMu dengan sedikit pengajaran
bagi tumbuhnya generasi baru.




Allahu Kariim, aku tak sanggup mencintaiMu di atas segalanya,
bagai Ibrahim yang rela tinggalkan putra dan zaujahnya,
dan patuh mengorbankan pemuda biji matanya.
Maka izinkanlah aku mencintaiMu di dalam segalanya.
Izinkan aku mencintaiMu dengan mencintai keluargaku,
dengan mencintai sahabat-sahabatku, dengan mencintai manusia dan alam
semesta.
Allaahu Rahmaanurrahiim, Ilaahi Rabbii




Perkenankanlah aku mencintaiMu semampuku.
Agar cinta itu mengalun dalam jiwa. Agar cinta ini mengalir di sepanjang
nadiku.



*catatan akhir nisfu sya'ban...

Cinta Disekitar Kita

Perasaan cinta dialami oleh semua orang di dunia ini. Namun, terkadang kita sendiri tidak merasakan kedatangannya, termasuk saya sendiri. Rasa cinta dan sayang sudah sering kita dengar sehari-hari. Terutama kasih sayang dari orang tua. Orang tua saya sering memanggil saya dengan sebutan sayang. Mesi betapapun saya telah menyusahkan dan sering menyakiti hati mereka. Bahkan mereka memanggil dengan kata-kata sayang sudah sejak saya belum berada di dunia ini. Padahal belum tentu saya jadi anak yang bisa menerbangkan mereka ke surga... belum tentu pula jadi kebanggaan mereka... ataukah hanya jadi beban mereka.....Meski seperti itu, rasa sayang mereka tetap tidak pudar. 
Tatapan cinta juga sering saya terima. Dari ibu yang bergadang untuk mendoakan saya di tempat perantauan dan bahkan tidak tidur dengan pulas ketika melihat kondisi saya kurang memungkinkan dan terkadang menangis karena ulah saya. Dari bapak yang rela memberikan motor perjuangannya untuk kendaraan saya di tempat perantauan dan bekerja keras untuk menghidupi keluarga dan membiayai kuliah. Dari seorang kakak yang terus memberi semangat untuk kuliah dan terus kuliah untuk membahagiakan seluruh keluarga dan tempat curhat ( sebagai ibu kedua ). Dari adik kecil mungil yang sering memanggil Con ( pencetus pemberian nama ini ). Dari teman yang beriring-iring menjenguk saya ketika mengalami musibah ( contohnya saat kecelakaan saat ramadhan kemaren ). Dari sepupu yang sering memberikan makanan-makanan kesukaan padahal mereka jarang untuk membuat masakan seperti itu. Dari Kakek dan Nenek saya yang senantiasa merindukan kehadiran saya di rumah. Dari para tetangga yang bersedia mengantarkan saya ke rumah ketika mengalami musibah. Dan dari kekasih yang senantiasa terus menyanyangi meski kesalahan terus saja dibuat. Betapa seringnya sampai-sampai kita sendiri tidak menyadarinya.
Tidak hanya dari makhluk hidup. Kasih dari ciptaan Allah lainnya juga begitu melimpah.Matahari yang menyinari dengan hangatnya, Udara dengan tekanan yang pas dimana akhirnya bisa bernapas dengan leluasa, Pepohonan dan padang rumput yang menentramkan hati ini, sampai Cinta dari hal yang mungkin selama ini tidak terpikirkan. Saya pernah membaca buku mengenai astronomi yang mengatakan daya tarik gravitasi di tiap planet galaksi tata surya ( galaksi terbesar ) berbeda-beda dan bahkan dengan gaya gravitasi yang tinggi bisa membuat adanya tarik menarik. Dengan adanya planet Jupiter ( sebagai planet terbesar ) memiliki gravitasi yang amat tinggi yang membuat seakan menarik bumi agar tidak tersedot ke arah matahari. ( kalau yang ini mohon koreksinya ya, maklum tidak seberapa tahu ).
Diatas segalanya, tentu saja ada cinta Allah yang amat melimpah. Astaghfirullah..... begitu banyak dosa yang telah dilakukan dan Allah masih berbaik hati membiarkan saya hidup... Masih membiarkan saya bersujud meski banyak sekali tidak khusuknya... Masih membiarkan kedua orang tua saya dan orang-orang disekeliling saya mencintai saya apa adanya. Padahal dengan keagungan-Nya bisa saja Ia langsung mencabut nyawa saya dan dilempar ke neraka Jahanam.. ( semoga yang ini tidak terjadi, Astaghfirullah ). Seluruh rejeki yang telah diberikan-Nya memang tidak habis untuk dipikirkan. Segala kebutuhan saya, dipenuhi oleh-Nya. Makanan selalu ada, tidak seperti mereka-mereka yang sampai kekurangan gizi karena tidak mendapatkan makanan yang layak makan. Saya disekolahkan hingga tingkat Pergutuan Tinggi saat ini, berbeda dengan nasib mereka-mereka yang sudah harus mengais rejeki untuk kehidupannya, dan saya masih saja terkadang minta kepada orang tua. Anggota tubuh yang sempurna dan sehat, padahal mereka yang diluar sana tetap saja merasa kedinginan, penyakitan dan memiliki cacat fisik. Apalagi yang kurang? Tapi tetap saja, saya melakukan dosa, maksiat.... Serasa diri ini tertampar malu melihat kesadaran ini.

Di sepanjang kehidupan yang saya alami, memang banyak sekali terpaan badai dan lemparan batu. Tapi bukankah itu juga bagian dari kasih-Nya? Bagaimana kita bisa merasakan kenikmatan dan kebahagiaan jika tidak pernah tahu rasanya kepedihan dan kesusahan? Ujian dari-Nya merupakan bentuk kasih sayang-Nya kepada kita, saudaraku. Pasti semua ini ada hikmahnya. Pasti!!!


Jadi, selama ini saya telah tenggelam dalam lautan cinta yang begitu murni dan tulus meski akal ini tidak menyadari secara langsung.

Yang menjadi sebuah pertanyaan adalah "APA YANG TELAH KITA LAKUAKN UNTUK MEMBALAS SEMUA ITU?" Didalam hati ini pun menjawab dengan rasa yang amat sangat malu dan merasa tercambuk. Saya masih sering menyakiti orang lain, sadar maupun tak sadar. Meskipun tidak sampai menyakiti, rasanya sering tidak peduli dengan orang itu. Apalagi kepada Sang Khali, Allah SWT... Begitu besarnya cinta Allah pada saya dan saya masih saja sering menyalahgunakannya. Mata tidak digunakan semestinya, lisan kejam dan membunuh, waktu yang terbuang sia-sia, dan masih banyak lagi sampai note ini pun tidak akan mampu untuk menuliskannya ( hanay Ia yang mencatat secara lengkap apa yang telah diperbuat selama didunia ).






Siapa bilang tidak ada orang yang tidak dicintai?  

Titanium Dioxide


1.      Titanium Dioxide (TiO2)
     TiO2 (Titanium dioxide / titania) merupakan material semikonduktor yang termasuk kedalam keluarga oksida logam. Pada umumnya TiO2 digunakan sebagai pigmen putih pada cat, plastik, dan kertas. Selain aplikasi sebagai pigmen, karakteristik fotokatalis dan semikonduktor dari TiO2 juga membuat material ini banyak digunakan sebagai pendekomposisi bahan organik dengan proses oksidasi, sel surya, dan juga sensor gas. Aplikasi ini dikarenakan TiO2 mempunyai indeks bias yang tinggi (n = 2,4) dan juga tahan terhadap degradasi warna akibat sinar matahari.
Aplikasi dari TiO2 pada umumnya dapat ditunjukkan pada gambar berikut :

Gambar 1. Aplikasi TiO2
TiO2 polikristalin merupakan semikonduktor yang paling banyak digunakan sebagai fotokatalis. Hal ini disebabkan karena sifatnya yaitu: stabil terhadap cahaya (tidak mudah mengalami fotodegradasi)[8], mempunyai kestabilan kimia yang tinggi, nilai celah energi yang tidak terlalu besar, pasangan electron-hole memiliki umur yang lama dan tidak beracun.
     TiO2 yang ada di alam pada umumnya mempunyai tiga fasa yaitu rutile, anatase, dan brookite. Struktur kristal TiO2 pada fasa rutile, anatase dan brookite seperti dalam gambar.
Gambar 2.  Struktur Kristal Fasa-Fasa Titania
Rutile dan anatase memiliki struktur tetragonal dengan tetapan kisi kristal dan sifat fisika yang berbeda, sedangkan brookite memiliki struktur ortorombik. Rutile memiliki parameter kisi a = b ≠ c, anatase memiliki parameter kisi a = b ≠ c, dan brookite memiliki parameter kisi a ≠ b ≠ c. Kedua struktur kristal rutile dan anatase dibedakan oleh distorsi setiap oktahedron dan susunan rantai oktahedralnya. Pada kedua fasa tersebut, setiap oksigen dan kation titanium yang bertetanggaan membentuk segitiga datar. Pada rutile, ketiga sudut Ti-O-Ti memiliki nilai 120º. Sedangkan pada anatase posisi atom pada kisi mengalami distorsi sehingga salah satu sudut adalah 180º dan dua lainnya mendekati 90º. 
       Rutile lebih stabil pada suhu tinggi, sedangkan rutile lebih stabil pada suhu rendah. Dalam aplikasinya pada fotokatalis, hanya dua fasa TiO2 yang sering digunakan sebagai fotokatalis, yaitu: anatase dan rutile. Terbentuknya fasa anatase maupun fasa rutile pada struktur polikristalin TiO2 bergantung pada transisi fasa yang kristalin TiO2. Titania pada fasa anatase umumnya stabil pada ukuran partikel kurang dari 11 nm, fasa brookite pada ukuran partikel 11 – 35 nm, dan fasa rutile diatas 35 nm. Dalam aplikasinya pada fotokatalis, umumnya digunakan TiO2 pada fasa anatase karena mempunyai kemampuan fotokatalitik yang tinggi. Selain itu, untuk meningkatkan kinerja sistem, struktur nanokristal dan juga luas permukaan yang tinggi dari TiO2 adalah faktor yang penting untuk meningkatkan densitas dan transfer elektron.Karakteristik dari fasa-fasa titania ini ditunjukkan pada Tabel 1 dibawah ini.





Tabel 1 Tabel Karakteristik Fasa-Fasa Titania

TiO2 telah diproduksi secara komersial. Salah satu merek dagang TiO2 adalah Degussa P-25 dengan fasa kristal campuran antara rutile dan anatase. Degussa P-25 diperoleh melalui metode klorida. TiO2 Degussa P-25 memiliki luas permukaan yang cukup besar (sekitar 50 m2g-1), ukuran rata-rata partikel 21 nm dan cacat kristal dalam jumlah yang sedikit.

2.        Fotokatalisis Pada Permukaan Lapisan TiO2
     Fotokatalisis merupakan proses terjadinya reaksi suatu materi terhadap materi lainnya yang diperantarai oleh energi dari penyinaran ultraviolet. Penyinaran permukaan TiO2 (bersifat semikonduktor) menghasilkan pasangan electron dan hole positif pada permukaannya juga menjadikan permukaan tersebut bersifat polar dan/atau hidrofilik (suka akan air) dan kemudian berubah lagi menjadi nonpolar dan/atau hidrofobik (tidak suka air) setelah beberapa lama tidak mendapatkan penyinaran lagi.
     Sifat hidrofilik dan hidrofobik, salah satunya, ditandai dengan ukuran sudut kontak butiran air pada permukaan lapisan tipis TiO2 tersebut, yaitu sedikit lebih besar dari 50 derajat pada saat sebelum disinari kemudian berubah menjadi mendekati 0 derajat setelah disinari. Material dengan sudut kontak sekecil itu akan sangat hidrofilik (superhidrofilik).




Mekanisme fotokatalisis pada TiO2 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 3.Ilustrasi Mekanisme Fotokatalisis pada TiO2

Bahan semikonduktor TiO2 memiliki selang energi yang kecil antara pita valensi dan pita konduksi. Untuk menghasilkan proses fotokatalisis, bahan semikonduktor membutuhkan serapan energi yang lebih besar dari selang energinya (Eg = 3.2 eV). Adsorpsi molekul organik pada permukaan partikel fotokatalis memperkecil aktivasi energi dari proses reaksi. Penyerapan sinar matahari (UV) oleh partikel fotokatalis akan membentuk 2 pasang electron dan hole. Electron akan bereaksi dengan oksigen dari larutan membentuk anion (O2-) yang mana akan mengoksidasi secara kuat hydroxyl radikal (OH-). Sedangkan hole akan mengoksidasi hydroxyl yang terlarut dan membuatnya menjadi radikal dengan energi yang besar. Hydroxyl radikal yang memiliki energi yang besar akan mengubah polutan organi menjadi zat yang tidak berbahaya, sehingga TiO2 dapat diaplikasikan untuk self-cleaning.

3.        Aplikasi fotokatalisis TiO2 untuk disinfeksi bakteri E. Coli
                   Teknologi fotokatalisis menarik untuk dikembangkan pada proses disinfeksi mikroorganisme karena kemampuannya untuk mendegradasi mikroorganisme dalam konsentrasi yang sangat kecil tanpa menghasilkan produk samping yang berbahaya.Penelitian fotokatalisis TiO2 dikembangkan secara luas untuk menguji kemampuannya dalam membunuh virus, bakteri, fungi, alga, dan sel kanker. Ketika diterangi dengan sinar ultraviolet-dekat, titanium oksida (TiO2) menunjukkan aktivitas anti bakteri yang baik. Kematian sel bakteri oleh fotokatalisis disebabkan berkurangnya permeabilitas sel. Kontak pertama fotokatalis dengan sel terjadi pada dinding sel, dimana reaksi oksidasi oleh fotokatalis akan merusak dinding sel bakteri. Bakteri dengan dinding sel yang rusak masih merupakan bakteri yang sehat, namun tanpa perlindungan. Setelah menghilangkan perlindungan dinding sel, selanjutnya reaksi oksidasi terjadi di membran sitoplasma, Kerusakan oksidatif yang terjadi akan semakin meningkatkan permeabilitas sel, dan menyebabkan isi dalam sel mengalir bebas keluar sel yang menyebabkan kematian sel. Partikel TiO2 yang bebas juga dapat mencapai membran sel yang sudah rusak, dan serangan langsung tersebut dapat mempercepat kematian sel.

4.        Aplikasi fotokatalisis TiO2 untuk self-cleaning
            Adanya sifat hidrofilik dan hidrofobik pada fotokatalisis permukaan TiO2 maka kotoran yang bersifat suka air pada setiap bagian permukaan akan terbawa saat air mengalir di atas permukaan tersebut. Sementara kotoran yang tidak suka air (minyak) yang berarti nonpolar atau hidrofobik akan tergelincir saat berada pada permukaan yang sangat hidrofilik[1]. Sebagai tambahan kotoran nonpolar (kebanyakan zat organik) yang tertinggal di permukaan lapisan tipis TiO2 secara pelahan akan hancur, dipecah menjadi karbondioksida dan air akibat proses fotokatalisis. Hal inilah yang dapat diaplikasikan untuk self-cleaning pada permukaan beberapa permukaan material.