Pages

Saturday, March 03, 2012

Menulis Atau Tidak, Itu Pilihan!!!

Pas buka situs kampus okezone, sepintas melihat rubrik suara mahasiswa yang lagi membahas tentang 

Polemik Karya Ilmiah Sebagai Syarat Kelulusan. Alhasil mencoba kemampuan menulis... akhirnya tertempel juga tulisan ini di rubrik suara mahasiswa.


----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

SURAT edaran bernomor 152/E/T/2012 yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, terkait publikasi karya ilmiah cukup mengejutkan dunia pendidikan. Surat tertanggal 27 Januari 2012 yang ditujukan kepada Rektor/Ketua/Direktur PTN dan PTS seluruh Indonesia ini, berisi:


1. Untuk lulus program Sarjana harus menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah.
2. Untuk lulus program Magister harus telah menghasilkan makalah yang terbit pada jurnal ilmiah nasional, diutamakan yang terakreditasi Dikti.
3. Untuk lulus program Doktor harus telah menghasilkan makalah yang diterima untuk terbit pada jurnal internasional. 

Berdasarkan Indonesian Scientific Journal Database (ISJD), sampai Januari 2012 tercatat lebih dari 7.000 jurnal ilmiah yang diterbitkan dan kurang dari 4.000 jurnal yang secara kontinyu mengirimkan terbitannnya ke Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PDII-LIPI). Jurnal yang saat ini dapat diakses yaitu 5.400 jurnal baik dari perguruan tinggi maupun lembaga penelitian dengan lebih dari 80 ribu artikel dan 38 ribu dapat diakses secara lengkap. 


Hal ini sangat berbeda jauh ketika kita melihat jumlah perguruan tinggi di Indonesia. Berdasarkan data Perspektif Perguruan Tinggi di Indonesia tahun 2009 yang dikeluarkan oleh Ditjen Dikti Kemendikbud. Data itu menyebutkan, ada 3.016 perguruan tinggi yang terdiri atas 83 PTN dan 2.933 PTS di seluruh wilayah Indonesia. 
Berdasarkan bentuknya, perguruan tinggi di Indonesia terdiri atas 460 universitas, 1.306 sekolah tinggi, 162 politeknik, 54 institut dan 1.034 akademi. Jumlah mahasiswa yang terdaftar di PTN dan PTS di bawah Kemendikbud tercatat di Evaluasi Program Studi Berdasarkan Evaluasi Diri (EPSBED) yakni 3.611.705 orang. 

Jumlah mahasiswa dan perguruan tinggi yang cukup besar tersebut, semestinya bisa menghasilkan karya tulis yang besar pula. Namun, faktanya hal ini berkebalikan. Jumlah mahasiswa tidak sebanding dengan banyaknya jurnal yang telah diterbitkan oleh ISJD. 

Calon sarjana dan seorang sarjana sewajarnya telah memiliki modal kemampuan menulis. Sewajarnya seluruh hasil pekerjaan  sering dikemukakan kepada rekannya, secara minimal. Buruknya, ketika kemampuan ini tidak diasah, bisa-bisa menjadi tumpul.

Untuk media yang menampung tulisan karya ilmiah pun saat ini telah bermunculan, seperti Scopus dan Google Scholar. Berbagai jenis jurnal pun bermunculan baik jurnal online maupun jurnal elektronik (E-journal). Saat ini yang bisa dilakukan adalah mengasah kembali kemampuan menulis mahasiswa secara "paksa". Salah satu contoh riilnya adalah sesuai dengan surat edaran Dikti, yang "memaksa" mahasiswa menulis sebagai prasyarat lulus dalam bangku perkuliahan. Selain itu, diadakannya sejumlah pelatihan menulis karya ilmiah juga bisa digunakan untuk mengiringi dalam pengasahan kemampuan menulis mahasiswa.

NB :
Bisa juga dilihat disini :
http://kampus.okezone.com/read/2012/03/02/367/586031/menulis-atau-tidak-itu-pilihan

0 komentar: